Pengamat: Belanda Tak Mau Akui Kemerdekaan Indonesia


Ketua Komite Utang Kerhomatan Belanda (KUKB) Batara R Hutagalung menyerukan agar pemerintahan Jokowi tegas terhadap Pemerintah Belanda.

Karena, selain banyaknya pelanggaran HAM yang dilakukan diIndonesia, Belanda sampai hari ini tidak pernah bersedia mengakui secara de jure kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

“Hal ini jelas melanggar kedaulatan Indonesia dan melecehkan martabat bangsa Indonesia,” kata Batara saat konfrensi pers di Gedung Juang, Menteng, Jakarta, Rabu (4/2/2015).

Sesuai investigasinya, sampai hari ini Belanda tak pernah mau mengutus duta besarnya menghadiri peringataan hari Kemerdekaan Indonesia di Istana Negara. Belanda hanya mau mengakui pelimpahan kewenangan pada Republik Indoensia Serikat (RIS) 1949.

“Kalau mengakui 17 Agustus 1945 berarti mereka mengakui bahwa Belanda sebagai penjahat perang. Ini yang Belanda takuti. RIS itu sudah bubar,” sambung Batara.

Menurut Batara, satu-satunya momen resmi Belanda hadir di Istana Negara untuk memperingati 17 Agustus pada 2005. Itupun hanya diwakili Menteri Luar Negeri Belanda yang datang.

Sayangnya, Menlu Belanda hanya menerima (acceptence)kemerdekaan 17 Agustus bukan mengakui (admit). Komentar Menlu Belanda mengaku menyesal atas penjahahan yang dilakukannya di bumi nusantara, bukan permintaan maaf.

“Menlu Belanda hanya bisa memberikan satu kali pengakuan pelimpahan kewenangan kepada RIS tahun 1949, itu sudah cukup. Padahal RIS sudah tak ada. Soal komentar penyesalan menurut Menlu Belanda karena yang melakukan orang tua mereka, bukan pemerintah saat ini. Soal rampasan perang dia tak mau komentar,” kata Batara.

Batara melihat masih ada negara kincir angin itu berusaha ikut campur dan menuding Indoneisa telah merendahkan martabat manusia, karena melaksanakan hukuman mati terhadap terpidana narkotika.

Menurut Batara Belada sudah amnesia sejarah dan dia minta pemerintah Indonesia tidak terpengaruh soal itu. Karena selama ini Belanda sudah menjajah Indonesia sekian lama.

Sumber : TRIBUNNNEWS.COM

Comments